cara mendapatkan orang tua angkat di luar negeri

Intinya anda harus update perkembangan mengenai Dana Hibah yang ada di internet. Nah, dibawah ini admin sampaikan beberapa tips atau cara mendapatkan dana hibah gratis dari luar negeri. Pastikan anda adalah organisasi Non Profit, Lembaga Amal atau LSM. Apabila perorangan, cari informasi dana hibah yang khusus perorangan. 4 Persiapkan surat rekomendasi. Cara selanjutnya yang harus dilakukan agar kamu mendapatkan beasiswa S1 di luar negeri adalah mempersiapkan surat rekomendasi. Surat rekomendasi dinilai memegang peranan penting dalam proses beasiswa. Sebab, surat tersebut berisi bahwa kamu layak untuk mendapatkan beasiswa dari lembaga penyedianya. Satusatunya cara paling mudah untuk dapat kontak teman luar negeri di Telegram adalah dengan bergabung ke grup luar negeri di Telegram. Terdapat beberapa cara yang bisa anda lakukan untuk bisa mencari dan mendapatkan grup luar negeri di Telegram, langsung saja caranya sebagai berikut: 1. Gunakan Fitur Pencarian di Telegram. Lalubagaimana cara mencari orang yang hilang di luar negeri? Kata juru bicara Kemenlu, pelaporan kehilangan di luar negeri cukup mudah. Yakni, pelapor cukup memberi keterangan pada kedutaan besar atau KJRI di negara tersebut. Lalu petugas perwakilan dari Indonesia itu akan membantu pelapor untuk membuat laporan di kepolisian setempat. Augsburger Allgemeine Bekanntschaften Er Sucht Sie. Upaya untuk mendapatkan persetujuan dari orang tua terkadang sulit, terutama bagi mahasiswa generasi pertama, atau orang yang berasal dari keluarga yang tidak bepergian sendiri. Kebanyakan orang tua cukup khawatir ketika anak-anak mereka pergi ke perguruan tinggi - ketakutan itu hanya diperkuat ketika kamu ingin meninggalkan rumah selama satu atau empat tahun untuk kuliah di luar negeri. Tekanan mereka berkisar dari semua hal kecil yang sekarang harus kamu lakukan sendiri, terlalu banyak kekhawatiran yang lebih besar seputar keselamatan kamu. Jadi, bagaimana kamu mencapai kesepakatan dengan orang tua dan meyakinkan mereka bahwa ini adalah pilihan yang tepat untuk kamu? Berikut beberapa tips untuk membuat orang tua kamu lebih yakin akan keputusanmu untuk kuliah ke luar negeri 1. Persiapkan dengan matang Pertama dan terpenting, kamu perlu meyakinkan orang tua bahwa kamu melakukan seluruh petualangan dengan sangat serius dan kamu memiliki apa yang diperlukan untuk belajar di luar negeri Mendapatkan nilai bagus di sekolah, memulai belajar bahasa di kelas atau online, mungkin memasak sesuatu dari negara tersebut atau membaca buku dan menonton film. Orang tua kamu perlu melihat bahwa kamu sangat tertarik pada bahasa dan budayanya dan bahwa kamu bersedia dan mampu untuk berusaha. Seringkali, argumen ini lebih meyakinkan jika kamu memilih universitas yang diperingkat dalam peringkat pendidikan global seperti Times Higher Education Rankings dan Academic Ranking of World Universities. Beberapa contoh universitas ternama yang dapat kamu pertimbangkan untuk disebutkan adalah 1. University of Oxford Inggris 2. Stanford University AS 3. Harvard University AS 4. California Institute of Technology AS 5. Massachusetts Institute of Technology AS 6. University of Cambridge Inggris 7. University of California Berkeley AS 8. Yale University AS 9. Princeton University AS 10. University of Chicago AS Baca lengkapnya PERINGKAT UNIVERSITAS TERBAIK DI DUNIA TAHUN 2021 VERSI TIMES HIGHER EDUCATION 2. Yakinkan Orang Tua kamu tentang Keamanan kamu Keamanan kamu adalah yang paling penting bagi orang tua dan orang yang kamu cintai. Faktanya, ini mungkin hal yang paling mereka khawatirkan ketika kamu pergi ke belahan dunia lain tanpa mereka. Untungnya, ada banyak sekali penyedia program pendidikan internasional di luar sana yang memiliki staf lokal yang tugasnya siap membantu kamu 24/7. Dengan memilih pergi ke luar negeri dengan suatu program, daripada sendirian, orang tua kamu akan merasa nyaman mengetahui bahwa orang-orang ada di sana untuk memeriksa kamu jika terjadi keadaan darurat. 3. Tunjukkan pada Orang Tua kamu bahwa Belajar di Luar Negeri Bisa Hemat Biaya Pergi ke luar negeri cukup mahal, tetapi jika kamu melakukan riset, kamu dapat menemukan cara untuk menghemat banyak uang. Belajar di luar negeri sering kali dikaitkan dengan biaya tambahan. Meskipun kamu menemukan universitas dengan biaya kuliah gratis atau mendapatkan beasiswa, kamu mungkin memerlukan uang tambahan, dan itu adalah salah satu hal pertama yang akan dipikirkan orang tua setelah kamu memberi tahu mereka tentang rencana kamu. Oleh karena itu, kamu harus dapat membuktikan bahwa kamu bertanggung jawab dan paham secara finansial. Pastikan untuk mempersiapkan dengan menabung agar orang tuamu tidak perlu khawatir. kamu dapat mencari pekerjaan paruh waktu dan mengurus keuangan kamu sebelumnya. Baca lengkapnya KUMPULAN ARTIKEL TENTANG BEASISWA KULIAH DI LUAR NEGERI 4. Yakinkan Orang Tua kamu Belajar di Luar Negeri adalah Investasi dalam Pendidikan kamu Ketika orang tua memikirkan hal-hal yang ingin mereka berikan kepada kamu, hal tersebut tidak akan jauh dari tempat tinggal, makanan, dan pendidikan yang aman. Meskipun kuliah di luar nengeri itu menyenangkan dan mengubah hidup, orang tua mungkin tidak melihatnya sebagai kebutuhan. Ketika berbicara dengan orang tua kamu, fokus pada aspek pengalaman pendidikan, dan bagaimana itu merupakan investasi untuk masa depan kamu. Dengan belajar di luar negeri di negara yang sangat berbeda dari negara kamu, kamu akan memiliki karir lebih baik nantinya. Kamu dapat memperoleh keterampilan bahasa baru, memahami seluk beluk budaya lain, dan akan menjadi lebih berpikiran global. Jelaskan kepada orang tua kamu bahwa keterampilan ini akan berdampak positif bagi kamu di tahun-tahun mendatang, dan kemungkinan besar akan membantu kamu menemukan pekerjaan lebih mudah setelah universitas. 5. Tawarkan untuk Menghubungkan Orang Tua kamu dengan Universitasmu Orang tua kamu mungkin merasa lebih nyaman jika mereka memiliki kesempatan untuk berbicara dengan orang dewasa lainnya. Bukan karena mereka tidak mempercayai kamu, atau tidak menghargai hal-hal yang kamu katakan kepada mereka. Sebaliknya, mereka mungkin hanya ingin mendengar lebih banyak tentang aspek keselamatan, serta alasan untuk berinvestasi agar kamu dapat belajar di luar negeri dari seseorang yang bekerja di industri tersebut. Penasihat studi kamu di luar negeri ada untuk kamu dan keluarga kamu, jadi jangan ragu untuk menghubungkan mereka dengan orang tua kamu jika itu akan membuat mereka merasa lebih baik. 6. Hubungi Alumni untuk Menunjukkan Pada Orang Tua kamu Seperti Apa Rasanya Selain berbicara dengan seseorang dari kantor studi di luar negeri, orang tua kamu mungkin memiliki pertanyaan untuk seseorang yang benar-benar telah mengalami perjalanan yang ingin kamu tempuh. Banyak penyedia program memiliki duta alumni untuk terhubung dengan peserta program yang tertarik dan keluarganya. Konsultasikan dengan kantor studi kamu di luar negeri untuk rincian kontak dari alumni di sekolah kamu. 7. Libatkan mereka dan berjanji untuk tetap berhubungan Bahkan jika orang tua selalu mengatakan bahwa mereka ingin kamu menjadi lebih bertanggung jawab, mereka juga takut bahwa kemandirian kamu akan membuat mereka tidak lagi dianggap. Itulah mengapa kamu harus mengarahkan hati mereka. Setelah mempresentasikan semua info dan argumen belajar di luar negeri, beri tahu mereka bahwa kamu menghargai pendapat mereka dan bahwa mereka dapat membantu kamu membuat keputusan akhir. Juga, bicarakan tentang banyak cara untuk tetap berhubungan dengan mereka jejaring sosial, aplikasi perpesanan, sering berkunjung, atau membiarkan mereka mengunjungi kamu. 8. Ingatkan Orang Tua kamu Ini adalah Impian kamu Jika kamu telah mengerjakan riset dan pekerjaan rumahmu, orang tua kamu akan dengan mudah melihat seberapa banyak pekerjaan yang kamu lakukan untuk mengumpulkan semua informasi ini untuk disajikan kepada mereka. Upaya kamu akan membuktikan kepada mereka bahwa kamu adalah individu dewasa yang mampu belajar di luar negeri di belahan dunia lain. Baca juga 5 UNIVERSITAS KANADA DENGAN PROGRAM MBA TERBAIK DI DUNIA NEGARA TUJUAN TERBAIK UNTUK KULIAH HUKUM DAFTAR UNIVERSITAS INGGRIS TERBAIK VERSI THE GUARDIAN Meminta Izin Orang Tua ke Luar Negeri Saya banyak menerima curhatan dari para pembaca, tentang sikap orang tua yang menentang habis-habisan keinginan mereka untuk hijrah ke luar negeri dan jadi au pair. Tidak ada yang salah dengan luar negerinya, yang dianggap salah adalah tujuan sebagai au pair. Tidak dipungkiri, au pair memang belum dikenal luas oleh masyarakat Indonesia. Belum lagi saat tahu kalau au pair tugasnya membersihkan rumah dan mengurus anak. Wah, posisi au pair betul-betul akan disamakan dengan pembantu. Meskipun sudah dua kali jadi au pair dan tiga tahun tinggal di luar negeri, saya juga tetap menghadapi kendala luar biasa, terutama soal restu orang tua. Karena ayah saya sudah tidak ada, jadi persoalan izin tentunya harus dibicarakan ke ibu. Jujur saja, ibu saya termasuk orang tua yang cukup konservatif dan tidak terlalu berharap saya hijrah ke luar negeri. Untuk sampai diizinkan ke luar negeri pun, saya sampai harus tangis-tangisan dan kena hinaan dulu. Hehe. Saat mengurus dokumen jadi au pair ke Belgia, ibu saya masih membantu membiayai urusan visa di Jakarta. Tapi saat akan ke Denmark, saya sengaja untuk tidak meminta bantuan sepeser pun karena jelas tahu tidak akan diperbolehkan. Jeleknya, saya ini anaknya keras kepala dan nekad. Niatnya dulu memang tetap akan pergi, meskipun tidak diizinkan yang ini jangan ditiru!. Bayangkan saja, tidak hanya ibu, keluarga besar saya dari pihak ibu ikut campurnya juga keterlaluan. Dari nenek, tante, sampai om, semuanya merendahkan keinginan saya ini. Beruntung sekali, masih ada beberapa keluarga dan teman yang tetap mendukung saya hijrah ke luar negeri. Kembali ke topik! Jadi sebenarnya, saya mengerti betul mengapa para keluarga Indonesia menentang habis-habisan niat kita menjadi au pair keluar negeri. Selain tidak ada statusnya, orang tua kadang mentah-mentah menelan makna au pair sebagai TKW. Padahal pengalaman jadi au pair is far from being a maid dan mereka tidak tahu saja enaknya jadi au pair. Beruntunglah kalian yang memiliki orang tua free-minded yang membebaskan si anak memilih sendiri jalan hidupnya. Sayangnya, banyak juga impian anak terhempas gara-gara terhadang restu orang tua. Lalu bagaimana meyakinkan orang tua agar diperbolehkan ke luar negeri barang satu sampai dua tahun? 1. Ganti kata-kata au pair dengan exchange culture Saya jarang sekali menggunakan kata-kata au pair untuk menjelaskan status saya di Eropa ke orang-orang di Indonesia. Mengapa? Karena dijelaskan sedetail mungkin pun percuma, mereka tidak akan mengerti. Boro-boro mengerti, yang ada malah kita direndahkan. Jadi, daripada repot-repot menjelaskan pengertian au pair ke orang-orang terdekat, baiknya mengganti kata-kata tersebut dengan ajang pertukaran budaya. Bukankah tujuan utama memang pertukaran budaya dengan keluarga angkat? 2. Tekankan kalau au pair ini sifatnya sponsorship Orang tua pasti akan bertanya-tanya bagaimana keuangan kita selama di luar negeri. Bukan apa, kadang ada juga orang tua yang melarang karena merasa tidak punya uang membiayai si anak. Jelaskan saja ke orang tua kalau au pair ini sebenarnya berbeda dari jenis pertukaran budaya yang diadakan banyak tempat kursus di Indonesia. Sebenarnya, kitalah yang harus membayar ke keluarga angkat kalau ingin tinggal di rumah mereka. Tapi, au pair sifatnya sponsorship, artinya kita tidak perlu membayar apapun lagi untuk tinggal, kecuali biaya visa dan tiket pesawat jika ada, karena semua sudah ditanggung. Lebih bagus lagi kalau dapat keluarga royal yang bersedia membiayai tiket pesawat hingga biaya kursus, artinya kita bisa menjelaskan kalau going overseas is almost free! 3. Au pair juga tujuannya belajar Satu hal yang kamu mesti tekankan ke orang tua, au pair tujuannya adalah belajar bahasa. Selain bertukar budaya, si au pair juga wajib mengikuti kursus bahasa setempat sebagai bagian dari exchange culture itu sendiri. Dengan begini, orang tua juga sedikit lega karena mendengar si anak akan menempuh pendidikan meskipun hanya sebatas short course. Jangan lupa sekalian beri tahu kalau kita bisa juga mendapatkan sertifikat selepas lulus ujian bahasa. Jadi status kita di luar negeri hampir bisa disamakan dengan para mahasiswa yang kuliah di sana. 4. Kamu boleh kerja part-time Jangan duluan menceritakan au pair itu sebenarnya pekerjaan yang mewajibkan kamu menjaga anak dan bersih-bersih rumah host family. That's totally wrong! Agar orang tua lega kamu bakalan baik-baik saja di negara orang, kita juga mesti menekankan kalau au pair ini sifatnya fleksibel. Jadi selain pertukaran budaya dan belajar bahasa, kita juga boleh mengambil kerja paruh waktu yang gajinya lumayan untuk uang jajan. Pekerjaan ini bisa dimulai dari merawat bayi, mengasuh anak, jadi guru bahasa, ataupun tukang masak keluarga. Tegaskan ke keluarga kalau pekerjaan ini hanya maksimal 5-6 jam, jadi tidak perlu khawatir akan disamakan dengan pembantu. 5. Jalan-jalan dan bersosialisasi Selain ke-4 penjelasan di atas, kamu juga boleh meyakinkan orang tua kalau au pair bisa jadi kesempatan kamu untuk berkeliling Eropa atau Australia dengan biaya yang super murah. Bayangkan kalau kamu menetap di Indonesia, meskipun harus menabung, entah beberapa tahun kemudian baru bisa kesana. Iya, kalau betul-betul kejadian. 6. Kesempatan melanjutkan pendidikan Banyak sekali, lho, mantan au pair yang meneruskan pendidikan mereka hingga S2 setelah masa au pair selesai. Cara ini bisa kamu manfaatkan juga untuk meyakinkan orang tua sekiranya mereka belum juga bisa percaya. Katakan saja kalau kamu memang punya mimpi sekolah keluar negeri sekaligus membanggakan mereka. Cari beasiswa, saingannya banyak. Jadi, siapa tahu selesainya au pair ini, kamu bisa mencari cara masuk ke kampus favorit dengan tabungan hasil au pair. Kampus di Belgia, Jerman, ataupun Prancis menawarkan uang kuliah yang cukup terjangkau bagi mahasiswa yang sekolah dengan mengambil kelas bahasa setempat. Sementara Norwegia, masih memberlakukan uang kuliah gratis bagi seluruh kewarganegaraan yang berniat sekolah disana. 7. Pengalaman dan motivasi Yakinlah, faktanya, banyak juga orang tua yang tetap keukeuh dengan jalan pikiran mereka sendiri dan melarang anaknya jadi au pair. Meskipun sudah dijelaskan sampai mulut berbusa sekali pun, banyak orang tua yang berusaha tutup telinga dan bersikeras menyuruh anaknya stay di Indonesia. Kalau sudah begini, kamu tetap harus berkepala dingin dan santai menghadapi mereka. Jangan saling lempar emosi hingga harus tangis-tangisan seperti saya dulu. Huhu. Walau bagaimana pun, komunikasi yang baik juga perlu. Orang tua juga bisa diyakinkan kalau au pair bisa dijadikan pengalaman yang HANYA akan didapatkan oleh anak-anak muda seumur kita. Jadi jangan takut kalau kita akan pergi jauh, karena toh hanya satu hingga dua tahun. Jelaskan juga kalau kita bisa berhemat, uang saku dari kerja paruh waktu sebagai au pair bisa ditabung dan dimanfaatkan untuk berinvestasi di Indonesia. Jumlahnya memang tidak banyak, namun setidaknya pola pikir dan mental kita bisa terbentuk jika tinggal mandiri di negara orang. Gaes, saya juga percaya restu Tuhan adalah restu orang tua. Tapi yakinlah dan ikuti kata hati, kita juga berhak mengejar mimpi dan cita-cita. Jangan sampai "tameng" restu orang tua menghadang impian kita meraih masa depan. Berdoa saja semoga hati orang tua dilembutkan dan semoga kesempatan jadi au pair adalah hal terbaik bagi kita. Berhasil menyelesaikan studi dan mendapatkan gelar merupakan suatu pencapaian luar biasa yang bisa membuka banyak peluang untukmu di masa depan. Bagi keluarga yang anggota keluarganya sedang kuliah di luar negeri, tentunya sangat mengharapkan kepulangan mereka segera setelah lulus. Hal ini dapat menempatkanmu dalam situasi yang sulit karena kamu merasa terjebak antara ingin tinggal di luar negeri lebih lama dan mengecewakan keluarga. Sebagai lulusan dari perguruan tinggi di luar negeri, kamu mungkin memiliki banyak kenangan indah selama bertahun-tahun dan ingin tinggal di negara itu lebih lama. Baik itu untuk melanjutkan studi ke tingkat pascasarjana maupun mencari pekerjaan, dapat menjadi pilihan untukmu tergantung di negara mana kamu belajar. Banyak negara yang menyambut pelajar internasional untuk tinggal lebih lama di negaranya, akan tetapi kamu mungkin khawatir apakah orang tuamu akan mengizinkannya. Sebelum memutuskan untuk tinggal lebih lama di luar negeri setelah lulus, ada baiknya kamu membicarakan hal tersebut dengan keluargamu. Berikut adalah 3 hal penting yang harus kamu beritahu orang tua ketika membicarakan keinginan tinggal di luar negeri. 1. Tunjukkan Rasa Sukamu Pada Negara Tersebut Sudah pasti kamu ingin tinggal di luar negeri jika kamu menyukai negara tersebut. Orang tuamu pun tentu sudah nyaman tinggal di negara asal dan akan mempertanyakan kenapa kamu tidak mau kembali. Oleh sebab itu, sangat penting untuk bisa menjelaskan ke orang tuamu betapa kamu menyukai negara yang ingin kamu tinggali dan sudah menganggapnya sebagai rumah. Kamu juga bisa cerita tentang teman-teman barumu, tempat-tempat menarik yang kamu suka kunjungi, dan rencana masa depan yang bisa kamu capai di negara tersebut. Dengan mengetahui kamu memiliki tempat yang dapat membuatmu nyaman dan rencana ke depan yang jelas, orang tuamu dapat merasa lebih tenang walau kamu tinggal jauh dari mereka. 2. Kesempatan Besar Yang Kamu Bisa Raih Di Luar Negeri Kamu tentu memiliki alasan untuk melanjutkan pendidikan ke luar negeri. Orang tuamu pun tentu ingin tahu apa yang ingin kamu lakukan setelah lulus nanti dalam hal pendidikan dan karier. Jika kamu telah memutuskan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi setelah lulus nanti, jelaskan hal itu kepada orang tuamu serta alasan mengapa itu akan menguntungkanmu. Kamu juga bisa tekankan betapa pentingnya bagi kamu untuk melanjutkan pendidikan tersebut di luar negeri. Kamu mungkin saja memiliki rencana lain untuk meniti karier di negara baru. Kamu bisa jelaskan kepada orang tuamu mengenai jenis pekerjaan yang ingin kamu lakukan beserta alasan. Jika pekerjaan itu bukanlah sesuatu yang bisa kamu temukan di negara asal, kamu bisa jelaskan juga ke orang tuamu untuk meyakinkan mereka. Jangan lupa untuk memberi tahu orang tuamu mengenai visa yang kamu perlukan serta berapa lama kamu bisa tinggal lebih lama di luar negeri. Selain itu, penting juga untuk membicarakan perihal keuangan dengan orang tuamu, terutama mengenai biaya hidup di luar negeri selama kamu tinggal. 3. Bisa Mengunjungi Orang Tuamu Lebih Sering Walaupun pelajar dikenal memiliki banyak waktu luang, namun tidak dapat disangkal bahwa waktu yang dimiliki sangat terbatas, terutama jika kamu adalah pelajar internasional. Jika kamu mendapat kesempatan untuk bekerja di luar negeri, kamu bisa memiliki lebih banyak waktu dan uang untuk pulang ke negara asal. Keluargamu tentu akan senang dengan hal ini, terlebih jika kamu hanya berkesempatan untuk pulang beberapa kali semenjak kuliah. Sebagai contoh, jika kamu lulus dari salah satu universitas di UK dan berhasil mendapat pekerjaan di sana, rata-rata cuti yang bisa kamu peroleh adalah selama hari dalam setahun. Tentunya, sangat memungkinkan untuk melakukan perjalanan pulang ke rumah orang tuamu lebih dari sekali dalam setahun. Berhasil lulus dari perguruan tinggi di luar negeri pastinya menjadi kebanggan tersendiri, terlebih jika kamu bisa tinggal lebih lama di negara tersebut. Akan tetapi, wajar bila orang tuamu ingin agar segera kembali pulang dan mungkin tidak menyetujui rencanamu. Dengan memberi alasan yang jelas kepada orang tuamu mengapa kamu ingin tinggal lebih lama dan juga kamu punya kesempatan lebih banyak untuk mengunjungi mereka dibanding sewaktu kamu masih kuliah dulu, bisa membuat percakapanmu dengan orang tuamu menjadi lebih mudah. Masih belum yakin apa yang ingin kamu lakukan setelah lulus? Yuk simak kumpulan artikel mengenai kehidupan pasca kuliah. BACA JUGA TIPS MEYAKINKAN ORANG TUA UNTUK KULIAH DI LUAR NEGERI MAU KULIAH DI LUAR NEGERI? KULIK DULU BIAYANYA DI SINI! INGGRIS LUNCURKAN VISA KERJA HIGH POTENTIAL INDIVIDUAL Pertanyaan Saya minta tolong dijelaskan tentang hukum orang tua angkat atau anak angkat. Apakah istilah ini dikenal dalam Islam? Jawaban Islam memandang pengangkatan anak adalah suatu pemalsuan terhadap realita. Pemalsuan yang menyebabkan seseorang terasing dari lingkungan keluarganya. Dia dapat bergaul bebas dengan perempuan keluarga baru itu dengan dalih sebagai mahram, padahal hakikatnya mereka itu sama sekali orang asing. Istri dari orang yang mengangkatnya sebagai anak angkat bukan ibunya sendiri, bagitu juga anak perempuannya bukan saudara perempuannya, dan lain sebagainya. Dia sendiri sebenarnya orang asing, bukan bagian dari keluarga itu. Anak angkat ini tidak berhak menerima waris dari orang yang dianggap bapak angkatnya. Berbeda dengan persepsi sebagian orang yang menganggap dia berhak menerima waris dan bisa menghalangi keluarga dekat yang mestinya berhak menerima. Sehingga tidak sedikit keluarga yang merasa dengki terhadap pendatang baru di tengah keluarga mereka yang merampas hak milik mereka dan menghalangi mereka dari harta pusaka yang telah mereka nanti. Kedengkian ini sering memicu berbagai hal negatif, menyalakan api fitnah dan memutus hubungan kekeluargaan. Kebiasaan mengingkari anak ini merupakan kebiasaan pada zaman jahiliyah. Kemudian al-Quran menghapus dan mengharamkannya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman وَمَاجَعَلَ أَدْعِيَآءَكُمْ أَبْنَآءَكُمْ ذَلِكُمْ قَوْلُكُم بِأَفْوَاهِكُمْ وَاللهُ يَقُولُ الْحَقَّ وَهُوَ يَهْدِي السَّبِيلَ . ادْعُوهُمْ لأَبَآئِهِمْ هُوَ أَقْسَطُ عِندَ اللهِ فَإِن لَّمْ تَعْلَمُوا ءَابَآءَهُمْ فَإِخْوَانَكُمْ فِي الدِّينِ وَمَوَالِيكُمْ وَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ فِيمَآ أَخْطَأْتُم بِهِ وَلَكِن مَّاتَعَمَّدَتْ قُلُوبُكُمْ وَكَانَ اللهُ غَفُورًا رَّحِيمًا “Dan Dia tidak menjadikan anak-anak angkatmu sebagai anak kandungmu sendiri. Yang demikian itu hanyalah perkataanmu di mulutmu saja. Dan Allah mengatakan yang sebenarnya dan Dia menunjukkan jalan yang benar. Panggillah mereka anak-anak angkat itu dengan memakai nama bapak-bapak mereka; itulah yang lebih adil di sisi Allah dan jika kamu tidak mengetahui bapak-bapak mereka, maka panggillah mereka sebagai saudara-saudaramu seagama dan maula-maulamu dan tidak ada dosa bagimu pada perbuatan khilafmu, tetapi yang ada dosanya apa yang disengaja oleh hatimu. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” QS. Al-Ahzab 4-5. Kalau seorang ayah sudah tidak diperbolehkan memungkiri nasab anak yang dilahirkan di tempat tidurnya, maka begitu juga dia tidak dibenarkan mengambil anak yang bukan berasal dari keturunannya sendiri. Orang-orang Arab di masa jahiliah dan begitu juga bangsa-bangsa lainnya, banyak yang menisbatkan orang lain ke nasabnya sesuka hatinya dengan jalan mengambil anak angkat. Cobalah kita merenung ungkapan al-Quran yang bersih ini, yaitu kalimat yang maknanya “Dan Dia tidak menjadikan anak-anak angkatmu sebagai anak kandungmu sendiri yang demikian itu hanyalah perkataanmu di mulutmu saja.” Kalimat ini memberi pengertian, bahwa pengakuan anak angkat itu hanya omongan kosong, dan tidak dapat mengubah realita. Juga tidak dapat merubah status orang luar menjadi berstatus kerabat dan tidak pula anak angkat kemudian menjadi anak sendiri. Islam telah menghapuskan seluruh pengaruh yang ditimbulkan oleh aturan ini, misalnya tentang warisan dan larangan nikah dengan bekas isteri anak angkat. Pengaruh dalam masalah warisan dihapus, karena tidak ada hubungan darah, perkawinan dan kerabat yang dibenarkan syariat. Oleh karena itu, al-Quran tidak menganggap hubungan ini tidak bernilai sama sekali dan tidak bisa menjadi penyebab mendapat warisan. Bahkan dalam al-Quran dinyatakan وَأُوْلُوا اْلأَرْحَامِ بَعْضُهُمْ أَوْلَى بِبَعْضٍ فِي كِتَابِ اللهِ “Keluarga sebagian mereka lebih berhak terhadap sebagian, menurut kitabullah.” QS. Al-Anfal 75 kesimpulannya, anak angkat tetap berstatus seperti orang lain. Adopsi tidak merubah realita tersebut dan menjadikan anak tersebut bagian dari keluarga orang tua angkatnya. Sumber Majalah As-Sunnah No. 12/Thc. XIII Rabiul Awwal 1431 H/Maret 2010 M Artikel dengan penataan bahasa seperlunya. 🔍 Hukum Mengkreditkan Emas, Surga Makan, Cara Mencuci Pembalut, Cara Takbiratul Ihram, Tobat Kepada Allah, Tanda Tanda Hari Kiamat Kecil KLIK GAMBAR UNTUK MEMBELI FLASHDISK VIDEO CARA SHOLAT, ATAU HUBUNGI +62813 26 3333 28

cara mendapatkan orang tua angkat di luar negeri